Senin, 09 April 2012

Mid Kewirausahaan

A. Konsep Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Kata wirausaha merupakan gabungan dua kata yang menjadi satu yaitu kata wira dan usaha. Wira artinya pahlawan, laki-laki, sifat jantan, perwira. Usaha artinya kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud. Usaha juga berarti pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Usaha dibidang perdagangan (dengan maksud mencari keuntungan) berarti perdagangan, perusahaan. Dalam bahasa Inggris istilah wirausaha dikenal dengan istilah entrepreneur (lihat Kamus Dagang, Savary – 1723).
Pada mulanya enterpreneur atau wirausaha diartikan sebagai orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual. Disamping itu, ada pula yang mengartikan wirausaha sebagai berikut :
• sebagai orang yang berani menanggung resiko
• sebagai orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal
• sebagai orang yang menciptakan barang baru.
• sebagai orang yang mengurus perusahaan.
Pengertian kewirausahaan menurut beberapa ahli:
• Thomas W. Zimmere
Wirausaha (entrepreneurship) adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis, penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
• Raymond W. Y Kao
Kewirausahaan sebagai suatu proses penciptaan suatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedang wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan dan nilai tambah, melalui peneloran dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan. Dengan kata lain seorang wirausaha adalah orang yang mempu menetaskan gagasan menjadi realitas.
• Richard Cantillon
Mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.
• Penrose
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi.
• Harvey Leibenstein
Kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
• Peter Drucker
Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.


Ciri-ciri dan watak kewirausahaan
1. Percaya diri
Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimis
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif
3. Pengambilan resiko
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan
4. Kepemimpinan
Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik
5. Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
6. Berorientasi ke masa depan Pandanga ke depan, perspektif

Karakteristik Wirausahawan (Masykur W) :
1. Keinginan untuk berprestasi
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
3. Preferensi kepada resiko menengah
4. Persepsi kepada kemungkian berhasil
5. Rangsangan untuk umpan balik
6. Aktivitas Energik
7. Orientasi ke masa depan
8. Ketrampilan dalam pengorganisasian
9. Sikap terhadap uang

Faktor-faktor motifasi kewirausahaan :
1. The foreign refugee : peluang-peluang ekonomi ditempat tertentu.
2. The corporate refugee : pekerja yang tidak puas dengan lingkungan
perusahaanya.
3. The parental (paternal) refugee : pendidikan dan pengalaman dari bisnis yang
dibangun oleh keluarganya sejak ia masih anak-anak.
4. The housewife refugee : ibu rumah tangga yang membantu suami.
5. The society refugee : anggota masyarakat yang tidak setuju dengan kondisi
lingkungannya.
6. The educational refugee : orang yang gagal dalam studinya.

B. Proses Kewirausahaan
Pengembangan kewirausahaan diawali dari proses sebagai berikut :
1. Proses Inovasi
Faktor yang mendorong terjadinya inovasi, yaitu keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung risiko, pendidikan, dan pengalaman.
2. Proses Pemicu
Faktor yang mendorong seseorang untuk terjun ke dunia bisnis, yaitu adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), dorongan faktor usia, keberanian menanggung risiko, dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis.

3. Proses Pelaksanaan
Faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis, yaitu kesiapan mental wirausaha secara total, adanya manajer sebagai pelaksana kegiatan, adanya komitmen terhadap bisnis, dan adanya visi jauh ke depan untuk mencapai keberhasilan.
4. Proses Pertumbuhan
Proses pertumbuhan didorong faktor organisasi, yaitu adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap, adanya struktur dan budaya organisasi yang baik, dan adanya produk yang menjadi unggulan.

Tahap melakukan wirausaha :
1. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3. Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4. Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

C. Fungsi dan Model Kewirausahaan
Wirausaha mempunyai dua fungsi, yaitu :
1. Fungsi Makro
Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk barang dan jasa-jasa yang berskala global, yang merupakan hasil dari proses dinamis wirausaha yang dinamis. Bahkan para wirausahalah yang berhasil menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Peranan wirausaha melalui usaha kecilnya tidak diragukan lagi, karena ;
• Usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil produk-produk industri besar.
• Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada.
• Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat pemerataan berusaha, dan pemerataan pendapatan.

2. Fungsi Mikro
Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko dan ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbedauntuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam melakukan fungsi mikronya menurut Marzuki Usman (1977) secara umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu :
• Sebagai Penemu (innovator)
Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan produk baru (the new product), teknologi baru (the new technologi), ide-ide baru (the new image), organisasi usaha baru (the new organization).
• Sebagai Perencana (planner)
Wirausaha berperan dalam merancang perencanaan usaha (corporate plan), strategi perusahaan (corporate strategy), ide-ide dalam perusahaan (corporate image), organisasi perusahaan (corporate organi-zation).
Menurut Zimmerer (1996), fungsi wirausaha adalah menciptakan nilai barang dan jasa dipasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru yang berbeda untuk dapat bersaing. Nilai tambah tersebut diciptakan melalui :
• Pengembangan teknologi baru,
• Penemuan pengetahuan baru,
• Perbaikan produk dan jasa yang ada,
• Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menyediakan barang dan jasa dengan jumlah yang lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit.

Pengelompokan Kewirausahaan berdasarkan perannya (Roopke, 1995) :
• Kewirausaan Rutin (wirt), wirausaha yang dalam melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan pengalokasian sumber-sumber.
• Kewirausahaan arbitrase, yaitu wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatannya melibatkan spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.
• Wirausaha inovatif, yaitu wirausaha yang dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber pengadaan, dan organisasi yang baru.

Pengelompokan Kewirausahaan berdasarkan intensitas pekerjaan dan status (Zimmerer , 1996) :
• Part time Entrepreneur
Wirausaha yang melakukan usahanya hanya sebagian waktu saja sebagai hobi. Kegiatan bisnis biasanya hanya besifat sampingan.
• Home-based New Ventures
Usaha yang dirintis dari rumah/tempat tinggalnya.
• Family-Owned Business
Usaha yang dilakukan/dimiliki oleh beberapa anggota keluarga secara turun temurun.
• Copreneur
Usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerjasama sebagai pemilik dan menjalankan usaha bersama-sama.
Fungsi adanya wirausaha adalah :
• Mengusahakan inovasi-inovasi baru
• Membuka pasaran baru
• Memasuki usaha-usaha baru yang belum pernah dicoba oleh orang lain
• Memulai produksi jenis barang dan jasa baru
Peran Kewirausahaan adalah:

Peran kewirausahaan adalah sebagai motor penggerak pembangunan nasional adalah sebagai berikut :
• Wirausaha berusaha mengurangi pengangguran
• Wirausaha berusaha mengurangi ketegangan sosial
• Wirausaha berusaha meningkatkan taraf hidup anggota dan masyarakat lingkunganya
• Wirausaha berusaha memajukan perekonomian bangsa dan negara
• Wirausaha berusaha memperkecil sifat ketergantungan terhadap bantuan luar negeri
• Wirausaha berusaha memenuhi segala macam kebutuhan masyarakat terhadap produk dan adanya jasa
Soal-soal
1. Sebutkan Ciri-ciri dan watak kewirausahaan
Jawab:
Ciri-ciri dan watak kewirausahaan
• Percaya diri, Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimis
• Berorientasi pada tugas dan hasil, Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif
• Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan
• Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik
• Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
• Berorientasi ke masa depan Pandanga ke depan, perspektif

2. Jelaskan Pengembangan kewirausahaan diawali dari proses!
Jawab:
Pengembangan kewirausahaan diawali dari proses sebagai berikut :
• Proses Inovasi
Faktor yang mendorong terjadinya inovasi, yaitu keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung risiko, pendidikan, dan pengalaman.


• Proses Pemicu
Faktor yang mendorong seseorang untuk terjun ke dunia bisnis, yaitu adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), dorongan faktor usia, keberanian menanggung risiko, dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis.
• Proses Pelaksanaan
Faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis, yaitu kesiapan mental wirausaha secara total, adanya manajer sebagai pelaksana kegiatan, adanya komitmen terhadap bisnis, dan adanya visi jauh ke depan untuk mencapai keberhasilan.
• Proses Pertumbuhan
Proses pertumbuhan didorong faktor organisasi, yaitu adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap, adanya struktur dan budaya organisasi yang baik, dan adanya produk yang menjadi unggulan.

3. Jelaskan pengelompokan kewirausahaan berdasarkan perannya menurut Roopke (1995)!
Jawab:
Pengelompokan kewirausahaan berdasarkan perannya menurut Roopke (1995)!
• Kewirausaan Rutin (wirt), wirausaha yang dalam melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan pengalokasian sumber-sumber.
• Kewirausahaan arbitrase, yaitu wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatannya melibatkan spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.
• Wirausaha inovatif, yaitu wirausaha yang dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber pengadaan, dan organisasi yang baru. 
Kelompok 1
A. Memahami 9 Aspek Penting Sebelum Memulai Usaha
1. Memahami konsep produk atau jasa secara baik
Sebelum memulai suatu usaha maka hal yang terpenting adalah pemahaman kita akan konsep produk atau jasa yang akan menjadi bisnis inti. Kita perlu memahami bukan hanya secara teknis produksi tetapi juga pasar dan prospek mulai daripada lingkungan yang terkecil kepada lingkungan yang terbesar.

2. Membuat visi dan misi bisnis
Setiap orang yang mau memulai bisnis harus mengetahui visi dan misi yang akan menjadi panduan seseorang untuk tetap fokus kepada tujuan bisnis dan organisasi yang awal. Seringkali suatu usaha pada saat mulai berkembang pada tahap berikutnya mengalami kegagalan karena organisasi tersebut tidak memfokuskan diri kepada peningkatan kemajuan bisnis awal tetapi terlalu banyak mencoba mengembangkan bidang usaha lain yang baru.
3. Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses
Sikap mental merupakan kunci keberhasilan atas usaha anda selain daripada pemahaman usaha anda. there is no over night success sesuatu yang harus dicamkan daripada setiap calon “entrepreneur” karena dibutuhkan waktu, sikap tidak menyerah, proses belajar secara kesinambunga, dan melihat permasalahan secara positif yang tidak membuat anda menjadi patah semangat namun melihat setiap peluang dan belajar atas setiap kegagalan.

4. Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari usaha daripada risiko bisnis dan keuangan.
Secara statistik hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah disebabkan karena tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis yang anda buat. Asumsi-asumsi seperti kapasitas produksi, tingkat utilisasi produksi, proyeksi kenaikan harga dan biaya dan aspek lainnya dalam perencanaan bisnis haruslah menggambarkan secara akurat realitas pasar atau praktek yang ada dalam suatu industri. Sistematika perhitungan dan proyeksi pendapatan dan biaya harus dibuat secara tepat sehingga membantu setiap calon pengusaha untuk menghitung secara akurat kebutuhan modal investasi dan modal kerja termasuk struktur biaya untuk persiapan awal, tahap percobaan, produksi secara komersial, inventori, distribusi, pemasaran, administrasi, sumber daya manusia dan juga komponen pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan inti dan tambahan. Pemahaman yang baik atas hal ini juga akan membantu calon entrepreneur untuk dapat mengindentifikasi potensi resiko bisnis, manajemen dan keuangan dan membuat langkah-langkah pengendalian untuk dapat menghindari setiap resiko tersebut.

5. Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen.
Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemenyang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar pegawai yang tidak efektif sehingga banyak keputusan yang terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai yang keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan yang tidak baik sehingga produktivitas pegawai yang rendah dan masih banyak lagi permasalahan organisasi.

6. Optimalisasi sumber daya manusia
Sumber Daya Manusia atau SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha yang sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwasanya untuk memulai usaha seringkali apabila kita merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi sangat baik dapat menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistim dalam jangka pendek. Dengan SDM yang tepat maka kita sudah setengah jalan untuk menjadi sukses. Topik ini akan membantu kita untuk memahami kriteria pegawai yang baik dan sesuai dengan kebutuhan usaha, manajemen SDM secara umum termasuk sistim penilaian kinerja pegawai sehingga setiap pegawai akan merasa puas dan juga bagaimana memotivasi pegawai baik secara psikologi umum maupun dengan sistim insentif untuk mengoptimalkan kinerja pegawai.

7. Kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan
Mengapa kreativitas , kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting? Dalam memulai usaha umumnya setiap calon entrepreneur akan mengalami banyak permasalahan dan krisis. Banyak kegagalan terjadi karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas seperti “thinking outbox” atau kemampuan melakukan analisa permasalahan di luar pemahaman yang sudah ada dan mencari alternatif solusi yang kreatif akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreativitas juga akan sangat membantu anda untuk menyesuaikan produk-produk anda agar dapat diterima oleh pasar dan juga melihat berbagai peluang dalam membangun
usaha anda. Kepemimpinan sangat penting dalamkrisis untuk membuat setiap pegawai dan semua orang yang terlibat dalam usaha anda percaya bahwasanya anda tidak panik, menjadi tempat last resort solusi atas semua permasalahan dan menjadi panutan. Proses pembuatan keputusan akan membantu anda dalam mencari alternatif solusi dan memilih yang terbaik untuk usaha dan organisasi anda.

8. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan
Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan usaha anda. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya

9. Pemasaran, pelayanan dan produk
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha. Di lain pihak tanpa pelayanan yang baik kepada pelanggan maka akan sangat sukar suatu usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal yang merupakan kunci perkembangan usaha. Dengan pelanggan yang loyal maka pekerjaan pemasaran akan lebih mudah karena pelayanan yang baik akan menciptakan product brand yang baik kepada calon pelanggan baru.

B. Pemilihan Bidang Usaha

Ada beberapa hal yang bisa Anda gunakan sebagai patokan awal dalam memilih suatu bidang usaha yang akan Anda tekuni dalam jangka panjang:
1. Lihat karakter usaha Anda dan sesuaikan dengan karakter pribadi Anda
Anda perlu mengenali karakter bidang usaha Anda. Tujuannya adalah untuk melihat apakah karakter dasar Anda sesuai dengan karakter usaha Anda.
2. Lihat apakah Anda menyukai usaha tersebut
Merupakan syarat mutlak bahwa seseorang harus menyukai usaha yang akan digelutinya. Kenyataan menunjukkan bahwa rasa suka pada usaha akan membuat seseorang lebih giat, tekun, dan pantang menyerah dalam menjalankannya sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang baik.
Disini, memulai usaha dari hobi bisa menjadi pertimbangan Anda. Karena
hobi biasanya merupakan suatu hal yang disukai, maka hobi bisa berpotensi
menjadi usaha yang berhasil. Tentunya dengan berbagai tambahan analisa
lainnya.
3. Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut
Sangat penting bagi kita untuk mengukur kemampuan diri dengan tujuan untuk melihat apakah kita mampu menjalankan usaha tersebut. Kita bias mengukur kemampuan kita dengan mengadakan beberapa analisa atau riset sederhana mengenai usaha tersebut, kemudian hasilnya dibandingkandengan kemampuan kita. Beberapa poin dalam analisa atau riset yang bias dijadikan ukuran kemampuan kita adalah :
1. Kemampuan modal usaha kita
2. Kemampuan dalam hal keahlian kita
3. Kemampuan kita membagi waktu (terutama bagi Anda yang masih kuliah)
4. Kemampuan kita untuk mengimbangi dinamika dunia usaha sekaligus mengantisipasi persaingan yang ketat
Dan lain-lain
4. Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut
Dalam memilih bidang usaha yang Anda geluti, sudah pasti Anda harus memperhitungkan berapa pengembalian modal (return) yang akan Anda dapatkan dari usaha tersebut. Hasil perhitungan tersebut haruslah dibandingkan dengan ririko-risiko yang mungkin terjadi. Jika dari perhitungan awal saja, usaha tersebut sudah nampak tidak layak dijalankan, buat apa Anda memaksakan diri? Hal lain yang perlu dilihat adalah kemungkinan bidang usaha tersebut untuk terus berkembang baik dari segi besaran pasar maupun kemungkinan terciptanya cabang-cabang bidang usaha yang saling berkaitan. Contohnya tumbuhnya industri ponsel mendorong banyaknya toko ponsel, aksesoris ponsel, kios voucher isi ulang, download ringtone dan sebagainya. Hati-hati jika Anda memilih bidang usaha yang meskipun Anda kuasai betul, namun sudah tampak jenuh atau cenderung menyusut pasarnya. Bisa-bisa usaha Anda akan sulit berkembang nantinya.

C. Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru :

1. Kebutuhan akan sumber penemuan
2. Membuat inovasi baru
3. Sesuai keahlian
4. Hobi atau kesenangan pribadi
5. Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar
6. Memanfaatkan koneksi dan relasi
7. Mengamati kecenderungan-kecenderungan
8. Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
D. Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Resiko yang Mungkin akan Terjadi

Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dalam mengevaluasi ide, wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara:
 Pengurangan resiko melalui strategi yang proaktif
 Penyebaran resiko pada aspek yang paling mungkin
 Pengelolaan resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat


Bagaimana ide dapat menjadi peluang, ada beberapa cara untuk melakukannya yaitu:
 Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metoda yang lebih baik untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan
 Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru
 Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan atau dimodifikasi cara melakukan suatu pekerjaan

E. Sumber-Sumber Potensial Peluang

Proses penjaringan ide disebut screening yang merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa riil. Adapun langkah-langkah dalam penjaringan ide usaha(screening).

1. Menciptakan Produk Baru dan Berbeda
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus benar-benar mengenal perilaku konsumen di pasar.
Ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan:
 Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan
 Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa

2. Mengamati Pintu Peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya:
 Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru
 Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru
 Dukungan keuangan
 Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar

Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Menurut Zimmerer, pintu peluang usaha baru dapat diperoleh dengan cara:
 Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat
 Kerugian teknik harus rendah
 Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya
 Pesaing tidak memiliki teknologi yang canggih
 Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya
 Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumbe-sumber untuk menghasilkan produk barunya
3. Memperhitungkan Resiko yang Mungkin Terjadi
Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi pasarnya:
 Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing
 Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya
 Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru

Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk.Sedangkan resiko finansial adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan dana.



F. Orientasi Eksternal dan Internal

Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi eksternal. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya - sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.
Orientasi Eksternal didapat dari :
1. Konsumen
2. Perusahaan yang sudah ada
3. Saluran distribusi
4. Pemerintah
5. Penelitian dan Pengembangan
Orientasi Internal didapat dari :
Tiga Tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal yaitu :

1. Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan
2. Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsuryang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalahmasalahnya
3. Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bias dipraktekkan.

Proses orientasi :
1. Wirausahawan melihat adanya kebutuhan
2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep
3. Menguraikan masalah-masalah
4. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan
5. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
7. Mencari pemecahan sementara
8. Meneliti pemecahan dengan hati-hati
9. Bergerak terus jika semuanya baik
10. Mencapai keberhasilan



G. Perencanaan Ide Untuk Perusahaan Kecil

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu produk :
1. Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki.
2. Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan.
3. Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri.
4. Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya.
5. Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses.

Kelompok 2
SUMBER-SUMBER POTENSI PELUANG KEWIRAUSAHAAN
A. SUMBER-SUMBER POTENSI PELUANG

1. Dua perspektif besar peluang usaha yaitu Schumpeterian (1934) dan Kiznerian (1973)
2. Tiga sumber utama peluang usaha yaitu perkembangan teknologi, perubahan kebijakan/ politik, dan perubahan sosial/ demografi.
3. Bentuk lain dari peluang usaha seperti organisasi baru, pasar baru, proses bisnis baru dll.
Agar ide-ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis real maka wirausahawan harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide potensial menjadi produk dan jasa real dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menciptakan Produk Baru dan Berbeda
Ketika ide dimunculkan secara real, seperti dalam bentuk barang dan jasa baru maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau penggunanya. Oleh sebab itu, wirausahawan harus mengetahui secara terperinci perilaku konsumen di pasar.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati perilaku pasar.
a. Permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, baik dalam jumlah dan mutunya.
b. Waktu permintaan dan penyerahan barang dan jasa.

2. Mengamati Pintu Peluang
Wirausahawan harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan dan risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing dan peluang yang dapat kita peroleh, didasarkan pada beberapa pertanyaan penting, seperti berikut ini:
a. Pertanyaan untuk mengetahui teknik yang dimiliki pesaing dalam pengembangan produk.
1) Bagaimana kemampuan teknik yang dimiliki pesaing dalam pengembangan produk jika dibandingkan dengan yang wirausahawan miliki?
2) Bagaimana reputasi (track record) pesaing untuk mencapai sukses dalam pengembangan produk?
b. Pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing tentang kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki.
1) Sejauh mana kemampuan dan kesediaan pesaing untuk melakukan investasi?
2) Keunggulan pasar apa yang dimiliki pesaing?
c. Pertanyaan untuk menentukan apakah pintu peluang ada atau tidak.
1) Sejauh mana kecepatan perusahaan membawa produk ke pasar dapat mendahului pesaing?
2) Apakah kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan cukup untuk membawa produk ke pasar yang sedang dikuasai pesaing?
3) Apakah perusahaan memiliki kekuatan yang cukup untuk menguasai serangan pesaing.
Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001) beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang adalah sebagai berikut:
a. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
b. Kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, penggunaan teknik harus dipertimbangkan sebelumnya.
c. Keadaan di mana pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya.
d. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya.
e. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.
f.
3. Analisis Produk dan Proses Produksi secara Mendalam
Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisien dari biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?

4. Menaksir Biaya Awal
Berapa biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru, dari mana sumbernya dan untuk apa digunakan? Berapa yang diperlukan untuk operasi, untuk perluasan dan untuk biaya lainnya?

5. Memperhitungkan Risiko yang Mungkin Terjadi
Risiko yang harus diperhitungkan terdiri atas risiko teknik, risiko finansial, dan risiko pesaing.
a. Risiko teknik, berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan dan sesuai dengan kapabilitas serta karakteristiknya sehingga produk tersebut dapat diterima pasar.
b. Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupan finansial baik pada saat pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan dalam memberikan dukungan biaya produk baru.
c. Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. Risiko pesaing terdiri atas:
1) kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk antara yangn dikembangkan wirausahawan dengan yang dikembangkan pesaing;
2) tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya;
3) seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru dan produk yang dilempar ke pasar;
4) apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-serangan pesaing?
6. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Komptensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman.
Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi, ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut tercermin dalam:
• Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up)
• Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative)
• Kemampuan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity)
• Kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing)
• Kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya
Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
• Menghasilkan produk atau jasa baru
• Menghasilkan nilai tambah baru
• Merintis usaha baru
• Melakukan proses/teknik baru
• Mengembangkan organisasi baru
Sumber Peluang usaha menurut Schumpeterian (1934)
Ada tiga kategori sumber peluang usaha yaitu:
1. perubahan teknologi
2. perubahan politik dan kebijakan
3. perubahan sosial dan demografi
ke tiga sumber ini menunjukkan perubahan dalam membuat perbedaan nilai sumber daya tertentu dan menciptakan keuntungan yang menjanjikan.
1. Perubahan Teknologi
Perubahan teknologi merupakan sumber penting dalam kewirausahaan karena memungkinkan untuk mengalokasikan sumber daya dengan cara yang berbeda dan lebih potensial (Casson, 1995). Faksimili, surat, dan telepon sering digunakan sebelum ditemukannya e-mail. Email ternyata lebih produktif untuk mengirim informasi dibandingkan tipe yang lain. Penemuan internet ini memungkinkan orang membuat kombinasi sumber daya baru yang disebabkan perubahan teknologi.
Blau (1978) meneliti wirausahawan mandiri di AS selama dua dekade dan menemukan bahwa perubahan teknologi meningkatkan jumlah wirausahawan mandiri. Demikian juga dengan hasil penelitian Shane (1996) memperlihatkan bahwa jumlah organisasi dari tahun ke 1899 sampai dengan 1988 meningkat seiring dengan meningkatnya perubahan teknologi.

2. Perubahan politik dan kebijakan
Perubahan politik dan kebijakan terkadang menjadi sumber peluang kewirausahaan karena perubahan tersebut memungkinkan rekombinasi sumber daya agar lebih produktif.
Beberapa kejadian empiris mendukung argument bahwa perubahan politik adalah peluang usaha. Delacoxroix dan Carool (1993) meneliti Koran Argentina dari tahun 1800 - 1900 dan Koran Irlandia 1800 – 1925 yang menemukan bahwa ada hubungan positif antara perubahan politis dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan baru. Bahkan perang pun dapat menjadi peluang usaha dengan menyediakan peralatan perang. Di Indonesia dengan perubahan dalam Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, baik ditingkat nasional, propinsi, dan kaputen/ kota memberikan ruang berwirausaha sablon, percetakan, dll.
Kebijakan juga dapat menumbuhkan minat berwirausaha. Regulasi ini penting karena menyangkut legalitas sebuah perusahaan. Studi yang dilakukan oleh Kelly & Kelly dan Amburgey (1991) menemukan bahwa pertumbuhan airline di Amerika meningkat setelah adanya paket deregulasi airline. Demikian juga di Indonesia, jika jaman orde baru hanya didominasi dengan 2 atau 3 airline, dalam era reformasi ini lebih dari 10 airline. Sebelum terkena banjir lumpur, Sidoarjo adalah kabupaten yang menerapkan layanan satu atap. Hasilnya memang mampu mendorong iklim usaha karena kemudahan wirausaha mendapatkan ijin usaha. Pengalaman sukses ini telah diadopsi oleh kabupaten yang lain seperti halnya Kota Yogyakarta dan kabupaten Sragen.

3. Perubahan demografi
Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar dan budaya, juga dikenal sebagai daerah tujuan bagi pensiunan. Hal ini membawa dampak bagi jenis usaha yang dikembangkan di kota Yogyakarta. Yogyakarta didominasi oleh usia pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan sarana dan prasarana untuk kost. Warung makanan, toko eceran, minimarket, layanan jasa pencucian pakaian (laundry), salon, dan bahkan yang sedang trend adalah distro dan usaha café merupakan usaha bisnis yang tidak pernah sepi di kota Yogyakarta.
4. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan adalah sumber peluang usaha karena sebagai pusat penelitian. Hasil-hasil penelitian tersebut menjadi dasar peluang usaha. Zucker dkk (1998) meneliti tentang berdirinya perusahaan bioteknologi. Mereka menemukan bahwa jumlah ilmuwan dan universitas ternama dalam suatu daerah tersebut meningkatkan stok dan peningkatan jumlah perusahaan bioteknologi. Universitas bergengsi menghasilkan hak paten yang lebih banyak. UGM dengan Research University merupakan salah satu langkah menghasilkan penelitian-penelitian yang dapat menghasilkan paten dan dapat diterima di pasar.

B. CONTOH-CONTOH SUMBER-SUMBER PELUANG POTENSIAL
Banyak terdapat sumber peluang potensial yang dapat diraih oleh seorang wirausaha, contohnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan 51 bidang keahlian yang dipelajari merupakan modal menjadi wirausaha dan merupakan peluang potensial dalam membangun sebuah usaha. Berikut diantaranya adalah jurusan atau bidang keahlian yang ada di SMK:
1. Bidang keahlian Multi media dapat merintis usaha desain grafis, periklanan, fotografi, editing video, digital printing.
2. Bidang keahlian Teknik komputer jaringan dapat merintis usaha jasa perbaikan computer, maintenance komputer, instalasi jaringan, instalasi wireless
3. Bidang keahlian Rekayasa perangkat lunak dapat merintis usaha pembuatan aplikasi system informasi, web desain
4. Bidang keahlian Perdangangan dapat merintis usaha handycaraft, souvenir, aksesories, sembako dan usaha perdagangan lain dengan cara membeli barang untuk dijual kembali.
5. Bidang keahlian Agribisnis produksi tanaman dapat merintis usaha tanaman hias, sayur mayur dan buah buahan
6. Bidang keahlian Agribisnis produksi ternak dapat merintis usaha ikan hias, ikan konsumsi, peternakan ayam, kambing, sapi dan domba
7. Bidang keahlian tata kecantikan dapat merintis usaha salon kecantikan, sanggar kecantikan
8. Bidang keahlian percetakan dapat merintis usaha penerbitan buku, berbagai undangan, brosur, binner
9. Bidang keahlian tata busana dapat merintis usaha menyulam, menerima jahitan, border dan butik
10. Bidang keahlian teknik broadcasting dapat merintis usaha membuka rumah produksi, penyiaran, EO
11. Bidang keahlian Seni kria dapat merintis usaha membuat perhiasan dari logam, membuat furniture dari kayu
12. Bidang keahlian teknik otomotif dapat merintis usaha membuka bengkel atau tempat cuci motor atau mobil, salon mobil, asessories motor/mobil
13. Bidang keahlian pariwisata membuka biro perjalanan atau paket wisata, menyewakan mobil/bis wisata, voucher hotel, antar jemput rombongan
14. Bidang keahlian tata boga membuka kursus memasak, warung makan, catering, membuat berbagai macam kue (kering, basah, manisan)


C. MENGIDENTIFIKASI PERSAINGAN
Kegiatan mengidentifikasi pesaing merupakan upaya awal dari wirausahawan agar berhasil masuk ke pasar. Mengenal pesaing adalah hal yang sangat penting bagi wirausahawan. Wirausahawan harus membandingkan secara cermat tentang produk, harga, saluran, dan promosi dengan yang dimiliki pesaing.
Dengan cara ini, diharapkan wirausaha dapat mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan pesaing.
1. Tingkat Persaingan
Kotler (1997), membedakan empat tingkat persaingan, berdasarkan tingkat substitusi produk, sebagai berikut.
a. Persaingan merek
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa yang serupa pada pelanggan yang sama dengan harga yang sama. Toyota mungkin menganggap pesaing utamanya Honda, KIA, Suzuki, Mazda.
b. Pesaing industri
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama, misalnya persaingan antara perusahaan. Toyota menganggap dirinya bersaing dengan perusahaan manufaktur mobil, Indofood sebagai produsen mi bersaing dengan produsen mi lainnya.
c. Persaingan bentuk
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang memproduksi produk yang memberikan jasa yang sama. Toyota tidak merasa dirinya tidak hanya bersaing dengan perusahaan manufaktur mobil, tetapi juga dengan perusahaan manufaktur sepeda motor, sepeda, dan truk.
d. Persaingan generik
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan rupiah konsumen yang sama. Untuk kasus ini Toyota akan menganggap dirinya bersaing dengan perusahaan yang menjual barang konsumsi yang tahan lama, liburan ke luar negeri, dan rumah baru.
2. Strategi Industri
Strategi yang dimaksud adalah strategi yang dilakukan oleh perusahaan pada pasar bersaing sempurna, terdiri atas berikut ini:


a. Pintu masuk dan penghalang mobilitas
Pada strategi ini yang menjadi penghalang masuk utama terdiri atas persyaratan modal, skala ekonomis, persyaratan paten dan lisensi, kelangkaan lokasi, bahan baku, penyalur, dan persyaratan reputasi.
Apabila perusahaan sudah mampu masuk ke dalam industri yang diminati (misalnya biskuit) maka setelah di pasar akan menghadapi penghalang mobilitas. Contohnya, apabila kita sebagai pendatang baru sebagai produsen biskuit, akan berhadapan dengan produsen biskuit yang sudah mapan, misalnya Mayora dan Regal.
b. Pintu ke LUAR dan penghalang penciutan
Idealnya, perusahaan harus bebas untuk meninggalkan industri yang labanya sudah tidak menarik. Namun, mereka sering menghadapi penghalang ke luar. Penghalang yang paling umum, antara lain tanggung jawab hukum dan moral pada pelanggan, kreditor, dan pegawai; pembatasan pemerintah; nilai sisa aktiva yang rendah akibat terlalu terspesialisasi atau usang; kekurangan peluang alternatif; integrasi vertikal yang tinggi; dan penghalang emosional. Sedangkan penghalang penciutan dilakukan oleh perusahaan lain (misalnya, Perusahaan B, C, dan D) akibat dari perusahaan yang mengalami penurunan laba (misalnya, Perusahaan A). Penghalang penciutan yang paling umum adalah pengikatan kontrak dan manajemen yang kaku.
c. Struktur biaya
Setiap industri memiliki bauran biaya tertentu yang banyak mendorong tindakan strategisnya. Misalnya, produksi baja melibatkan banyak biaya manufaktur dan bahan baku, sementara produksi mainan melibatkan banyak biaya distribusi dan pemasaran. Perusahaan akan memberikan perhatian terbesar pada biaya mereka yang paling tinggi dan akan menerapkan strategi untuk mengurangi biaya-biaya ini. Jadi, perusahaan baja dengan pabrik yang paling modern (paling efisien dalam biaya) akan memiliki keunggulan yang sangat besar atas perusahaan baja lainnya.
d. Tingkat integrasi vertikal
Dalam beberapa industri, perusahaan menemukan adanya keuntungan apabila melakukan integrasi ke hulu dan atau ke hilir (integrasi vertikal).
Contoh yang tepat adalah industri minyak bumi, seperti Pertamina yang selain melaksanakan eksplorasi minyak bumi, juga melakukan pengeboran, penyulingan, produksi bahan kimia, dan operasi pompa bahan bakar. Integrasi vertikal dapat menurunkan biaya dan memudahkan dalam pengendalian arus nilai tambah.
e. Tingkat globalisasi
Beberapa industri makanan bersifat sangat lokal (warung tegal), dan yang lainnya bersifat global (McDonald). Perusahaan dalam industri global harus bersaing dengan basis lokal, jika mereka ingin mencapai skala ekonomis dan mengikuti kemajuan terakhir dalam teknologi (McDonald dengan program McRendang).
3. Tujuan Pesaing
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari strategi yang digunakan adalah mengejar:
a. profitabilitas saat ini;
b. pertumbuhan pangsa pasar;
c. arus kas;
d. keunggulan teknologi;
e. keunggulan pelayanan.
4. Menilai Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
Apakah para pesaing perusahaan dapat menjalankan strategi mereka dan meraih sasaran mereka tergantung pada sumber daya dan kemampuan dari masing-masing pesaing. Sebagai langkah awal dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan para pesaingnya, perusahaan harus mengumpulkan informasi terbaru mengenai bisnis setiap pesaingnya, seperti data penjualan, pangsa pasar, margin laba, pengembalian investasi, arus kas, investasi baru, dan penggunaan kapasitas.
Informasi kekuatan dan kelemahan perusahaan pesaing umumnya diperoleh dari data sekunder, pengamatan pribadi, issue terkini. Cara yang terbaik adalah melalui riset pemasaran primer atas pelanggan, pemasok, dan penyalur.
D. CARA UNTUK MEMASUKI DUNIA USAHA
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha:
1. Merintis usaha baru (starting)
a. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
b. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
c. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
2. Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)
3. Kerjasama manajemen (franchising)
1). Merintis Usaha Baru
Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko.
Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus memiliki:
• Kecakapan untuk bekerja
• Kemampuan mengorganisir
• Kreatif
• Lebih menyukai tantangan
Menurut hasil survei Peggy Lambing:
• Sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya.
• Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik.
• Sebanyak 11% dari wirausaha yang disurvei memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan 46% lagi karena hobi.
Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:
• Pendekatan ”in-side out” atau ”idea generation” yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha.
• Pendekatan ”the out-side in” atau “opportunity recognition” yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide merespon kebutuhan pasar sebagai kunci keberhasilan.
Berdasarkan pendekatan ”in-side out”, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:
• Kemampuan teknik
• Kemampuan pemasaran
• Kemampuan finansial
• Kemampuan hubungan
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
• Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
1. Bidang usaha pertanian (pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan).
2. Bidang usaha pertambangan (galian pasir, galian tanah, batu, dan bata).
3. Bidang usaha pabrikasi (industri perakitan, sintesis).
4. Bidang usaha konstruksi (konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya).
5. Bidang usaha perdangan (retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor).
6. Bidang jasa keuangan (perbankan, asuransi, dan koperasi).
7. Bidang jasa perseorangan (potong rambut, salon, laundry, dan catering).
8. Bidang usaha jasa-jasa umum (pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi).
9. Bidang usaha jasa wisata (usaha jasa parawisata, pengusahaan objek dan daya tarik wisata dan usaha sarana wisata).
10. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu terbatas), perseroan, dan firma.
• Tempat usaha yang akan dipilih
Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:
1. Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan maupun pasar?
2. Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
3. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat pengangkut dan jalan raya

• Organisasi usaha yang akan digunakan.
Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya.

• Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.
2). Membeli Perusahaan yang sudah didirikan
Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:
• Resiko lebih rendah
• Lebih mudah
• Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar
Membeli perusahaan yang sudah adaa juga mengandung permasalahan, yaitu:
• Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar
• Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya image atau reputasi perusahaan.
3). Franchising (Kerjasama Manajemen/Waralaba)
Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.
Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi, sedangkan franchise adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer).
Bentuk Kelebihan Kekurangan
Merintis usaha • Gagasan Murni
• Bebas beroperasi
• Fleksibel dan mudah penggunaan • Pengakuan nama barang
• Fasilitas inefisien
• Persaingan kurang diketahui
Membeli perusahaan • Kemungkinan sukses
• Lokasi sudah cocok
• Karyawan dan pemasok biasanya sudah mantap
• Sudah siap operasi • Perusahaan yang dijual biasanya lemah
• Peralatan tak efisien
• Mahal
• Sulit inovasi
Kerjasama manajemen • Mendapat pengalaman dalam logo, nama, metoda teknik produksi, pelatihan dan bantuan modal
• Penggunaan nama, Merek yang sudah dikenal • Tidak mandiri
• Kreativitas tidak berkembang
• Menjadi independen, terdominasi, rentan terhadap perubahan franchisor


Kelompok 3

Jiwa dan Kompetensi Kewirausahaan

Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat terbatas dan tidak berbanding linear dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Oleh sebab itu semua pihak harus terus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi pendidikan.
Kesenjangan ini merupakan penyebab utama peningkatan angka pengangguran. Sedangkan pengangguran adalah salah satu permasalahan pembangunan yang sangat kritis khususnya di negara Indonesia termasuk di daerah-daerah di pelosok nusantara.
Salah satu solusinya adalah dengan mencetak lulusan lembaga pendidikan yang memiliki potensi untuk mengembangkan keterampilannya menjadi usaha mandiri. Selain menjadi solusi bagi dirinya, seringkali usaha mandiri ini mendatangkan berkah bagi orang lain yang direkrut sebagai karyawan ataupun buruh pada usaha yang dirintisnya.
Adapun alasan-alasan seseorang tertarik untuk berwirausaha adalah sebagai berikut:
1. Alasan keuangan, untuk mencari nafkah, kaya, pendapatan tambahan.
2. Alasan sosial, untuk memperoleh gengsi/status untuk dapat dikenal, dihormati dan bertemu orang banyak.
3. Alasan pelayanan, memberi pekerjaan pada masyarakat.
4. Alasan pemenuhan diri, untuk menjadi mandiri, lebih produktif dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.
Semua alasan itulah yang mendorong seseorang untuk melakukan terobosan dan memilih berwirausaha. Namun demikian pada prakteknya tidaklah mudah memulai suatu usaha. Rasa takut yang berlebihan akan kegagalan dan kerugian seringkali menghantui jiwa seseorang ketika akan memulai usahanya.
Keberanian untuk memulai merupakan modal utama yang harus dimilki seseorang untuk terjun dalam dunia usaha. Namun itu saja tidak cukup, keberanian tanpa disertai perhitungan dan kemampuan berwirausaha seringkali menjerumuskan kita ke dalam situasi kegagalan yang berkepanjangan.





A. Jiwa dan Sikap Kewirausahaan
Meredith (2002), mengemukakan nilai hakiki sikap penting dari wirausaha adalah :
1. Percaya diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri.

2. Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan semangat berprestasi.

3. Keberanian mengambil risiko
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif . Pilihan terhadap risiko tergantung pada :
a. Daya tarik setiap alternatif
b. Kesediaan untuk rugi
c. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal
Sedangkan kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari :
a. Keyakinan pada diri sendiri
b. Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan
c. Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realities

4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.

5. Berorientasi ke masa depan
Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang.

6. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi
Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri :
a. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik
b. Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya
c. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan

Jenni S. Bev (dalam Charly Bukhori:2006) seorang konsultan entrepenur sukses menyatakan bahwa ada sepuluh unsur kepribadian sukses yang berkaitan dengan kewirausahaan ini meliputi :
1. Keberanian untuk berinisiatif
Kekuatan yang sebenarnya tidak lagi menjadi rahasia kesuksesan orang terkenal yaitu orang yang selalu punya ide cemerlang, tetapi semua ortang sebenarnya memiliki inisiatif dan inisiatif menjadi kekayaan semua orang, tinggal orang tersebut mau atau tidak mengemukakan ide-idenya.

2. Tepat waktu
Satu hal yang semua orang menghadapi dunia ini adalah bahwa waktu kita adalah 24 jam. Seorang yang menepati janji dan tepat waktu menunjukkan bahwa dia adalah orang yang memiliki kemampuan mengatur waktu, kemampuan untuk hadir sesuai janji adalah kunci dari semua keberhasilan, terutama keberhasilan dalam berbisnis dan berinteraksi. Memberikan perhatian lebih kepada waktu adalah pencerminan dari respek kita terhadap diri dan orang lain.

3. Senang melayani dan memberi
Sebuah rumus sukses dari banyak orang sukses adalah mampu memimpin yang didalamnya terkandung makna malayani dan memberi. The more you give to others, the more respect you get in return. Dan keiklasan adalah kunci untuk kesuksesan ini, kebaikan lain akan terus mengalir tanpa henti saat kita mampu memberi dan melayani dengan iklas. Ini mungkin bisa dibilang sebagai efek saja, tetapi setidaknya akan menunjukkan kepada teman dan sahabat bahwa betapa suksesnya diri kita sehingga membuat orang lain menjadi bersemangat bermitra dengan kita

4. Membuka diri terlebih dahulu
Rasa percaya dan kebesaran hati untuk membuka diri terhadap lawan bicara merupakan cermin bahwa kita nyaman dengan diri sendiri, sehingga tidak perlu menutupi dengan orang lain.

5. Senang bekerjasama dan membina hubungan baik
Kemampuan bekerjasama ini adalah salah satu kunci sukses sebab selain secara internal akan berdampak kokohnya hubungan dalam sekolah/group juga secara eksternal memperkokoh kepercayaan orang lain terhadap kita.

6. Senang mempelajari hal-hal baru
Hal ini telah menginspirasi Ciputra dan Aburizal Bakrie. Mereka mendirikan universitas dan tidak kemudian menjadi pengajar, kemampuan ini makin membuka peluang bisnis, entrepenur sejati terus meluncur pada kemungkinan- kemungkinan baru.

7. Jarang mengeluh
Profesionalisme adalah paling utama, berkenaan dengan ini Lance Amstrong mengatakan bahwa hanya ada dua hari yakni hari yang baik dan hari yang sangat baik. Adalah baik bagi kita jika tak pernah mengeluh, walaupun mungkin suatu hari kita akan gagal dan jatuh, adalah kesempatan bagi kita untuk belajar mengatasi masalah.

8. Berani menanggung resiko
Jelas tanpa ini tidak ada kesempatan untuk sukses. Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun kadang tidak sepenuhnya kita sadari, resiko hanya berakibat dua hal yakni menjadi hari baik atau menjadi hari yang sangat baik.

9. Tidak menunjukkan kekhawatiran atau dengan kata lain adalah berpikir positif, dengan pikiran positif maka perbuatan kita akan didasarkan pada getaran energi positif, sehingga hal positif akan menjadi makin besar, semakin positif menyikapi hambatan maka semakin besar menemukan pemecahan masalah.

10. Menjadi diri sendiri
Orang sukses tidaik menutupi dirinya sendiri baik dengan hal buruk maupun dengan kebohongan, kenyamanan menjadi diri sendiri adalah mindset yang penting.

Kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Everett E. Hagen ciri-ciri innovational personality sebagai berikut :
1. Openness to experience, terbuka terhadap pengalaman
2. Creative imagination, memiliki kemampuan untuk bekerja dengan penuh imajinasi
3. Confidence and content in one’s own evaluation, memiliki keyakinan atas penilaian dirinya dan teguh pendirian
4. Satisfiction in facing and attacking problems and in resolving confusion or inconsistency, selalu memiliki kepuasan dalam menghadapi dan memecahkan persoalan
5. Has a duty or responsibility to achieve, memiliki tugas dan rasa tanggung jawab untuk berprestasi
6. Inteligence and energetic, memiliki kecerdasan dan energik

Sedangkan menurut Alma (2003), jalan menuju wirausaha sukses adalah :
 mau kerja keras
 bekerjasama
 penampilan yang baik
 yakin
 pandai membuat keputusan
 mau menambah ilmu pengetahuan
 ambisi untuk maju
 pandai berkomunikasi

Menumbuhkan jiwa wirausaha
Mungkin kita pernah mendengar bahwa keluarga yang kaya akan memunculkan anak-anak yang kaya karena mereka terbiasa kaya. Begitu pula ada yang menganggap bahwa seseorang menjadi pengusaha karena memang bapak ibunya, kakek-neneknya, dan sebagian besar keluarganya adalah keturunan pengusaha. Anggapan seperti ini merupakan pemikiran yang keliru. Tidak bisa dipungkiri memang, ada banyak pengusaha yang lahir dari keluarga atau keturunan pengusaha. Tetapi bukan berarti diturunkan secara genetis. Mungkin hal ini terjadi karena aspek lingkungan pengusaha yang cukup kuat mempengaruhi jiwa orang tersebut untuk menjadi pengusaha.
Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu saja merupakan hak asasi semua kita. Jangan karena mentang-mentang kita tidak punya turunan pengusaha sehingga menutup peluang untuk menjadi wirausaha.
Langkah awal yang kita lakukan apabila berminat terjun ke dunia wirausaha adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan di diri kita. Banyak cara yang dapat dilakukan misalnya:
1. Melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan baik menengah maupun tinggi menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah kewirausahaan.
2. Melalui seminar-seminar kewirausahaan. Berbagai seminar kewirausahaan seringkali diselenggarakan dengan mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan sehingga melalui media ini kita akan membangun jiwa kewirausahaan di diri kita.
3. Melalui pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui pelatihan baik yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor). Melalui pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan kita terhadap dinamika perubahan lingkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan dikembangkan.
4. Otodidak. Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan semangat berwirausaha. Misalnya melalui biografi pengusaha sukses (success story), media televisi, radio majalah koran dan berbagai media yang dapat kita akses untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada di diri kita.
Melalui berbagai media tersebut ternyata setiap orang dapat mempelajari dan menumbuhkan jiwa wirausaha. Pertanyaannya, aspek-aspek kejiwaan apa saja yang mencirikan bahwa seseorang dikatakan memilki jiwa wirausaha ?
Untuk membahas lebih lanjut mengenai pertanyaan tersebut, disini kami akan mencoba membahas pendapat Suryana (2003) bahwa orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
a. Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
Percaya diri dalam menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya diri bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan faktor yang mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha merasa yakin bahwa apa-apa yang diperbuatnya akan berhasil walaupun akan menghadapi berbagai rintangan. Tidak selalu dihantui rasa takut akan kegagalan sehingga membuat dirinya optimis untuk terus maju.
b. Berinisiatif (energik dan percaya diri)
Menunggu akan sesuatu yang tidak pasti merupakan sesuatu yang paling dibenci oleh seseorang yang memiliki jiwa wirausaha. Dalam menghadapi dinamisnya kehidupan yang penuh dengan perubahan dan persoalan yang dihadapi, seorang wirausaha akan selalu berusaha mencari jalan keluar. Mereka tidak ingin hidupnya digantungkan pada lingkungan, sehingga akan terus berupaya mencari jalan keluarnya.
c. Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
Berbagai target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu dirancang oleh seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka raih. Bila dihadapkan pada kondisi gagal, mereka akan terus berupaya kembali memperbaiki kegagalan yang dialaminya. Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih oleh seseorang yang berjiwa entrepreneur menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses dalam hidupnya. Bagi mereka masa depan adalah kesuksesan adalah keindahan yang harus dicapai dalam hidupnya.
d. Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan)
Leadership atau kepemimpinan merupakan faktor kunci menjadi wirausahawan sukses. Berani tampil ke depan menghadapi sesuatu yang baru walaupun penuh resiko. Keberanian ini tentunya dilandasi perhitungan yang rasional. Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan selalu melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam berwirausaha. Sifat-sifat tidak percaya diri, minder, malu yang berlebihan, takut salah dan merasa rendah diri adalah sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dari diri kita apabila ingin meraih sukses dalam berwirausaha.
e. Suka tantangan
Kita mungkin sering membaca atau menyaksikan beberapa kasus mundurnya seorang manajer atau eksekutif dari suatu perusahaan. Apa yang menyebabkan mereka hengkang dari perusahaannya dan meninggalkan kemapanan sebagai seorang manajer?
Sebagian dari mereka ternyata merasa jenuh terus menerus mengemban tugas rutin yang entah kapan berakhirnya. Mereka membutuhkan kehidupan yang lebih dinamis yang selama ini belum mereka dapatkan di perusahaan tempat mereka bekerja. Akhirnya mereka menelusuri aktivitas seperti apakah yang dapat memuaskan kebutuhan mereka akan tantangan ? “Berwirausaha” ternyata menjadi pilihan sebagian besar manajer yang sengaja keluar dari kemapanannya di perusahaan. Mengapa “wirausaha ?” Ternyata begitu banyak variasi pekerjaan dan perubahan yang sangat menantang dalam dunia wirausaha.

B. Kompetensi Kewirausahaan
Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.
Keterampilan yang harus dimiliki :
a. Managerial skill
Managerial skill atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang harus dimiliki wirausaha. Seorang wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan menganalisis dan mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, uang, fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan syarat mutlak untuk menjadi wirausaha sukses.
Secara garis besar ada dua cara untuk menumbuhkan kemampuan manajerial, yaitu melalui jalur formal dan informal. Jalur formal misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen atau melalui pendidikan tinggi misalnya departemen administrasi niaga atau departemen manajemen yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Jalur informal, misalnya melalui seminar, pelatihan dan otodidak serta melalui pengalaman.
b. Conceptual skill
Kemampuan untuk merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi usaha merupakan landasan utama menuju wirausaha sukses. Tidak mudah memang mendapatkan kemampuan ini. Kita harus akstra keras belajar dari berbagai sumber dan terus belajar dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain dalam berwirausaha.
c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi)
Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada orang lain adalah modal keterampilan yang sangat mendukung kita menuju keberhasilan usaha. Dengan keterampilan seperti ini, kita akan memiliki banyak peluang dalam merintis dan mengembangkan usaha. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ini misalnya denganmelatih diri diberbagai organisasi, bergabung dengan klub-klub hobi dan melatih kepribadian kita agar bertingkah laku mentenangkan bagi orang lain.
d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan)
Sebagai seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi ketidakpastian. Berbagai permasalahan biasanya bermunculan pada situasi seperti ini. Wirausaha dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan berbagai alternatif pemecahannya. Tidak mudah memang memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada. Agar tidak salah menentukan alternatif, sebelum mengambil keputusan, wirausaha harus mampu mengelola informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan. Keterampilan memutuskan dapat kita pelajari dan kita bangun melalui berbagai cara. Selain pendiudikan formal, pendidikan informal melalui pelatihan, simulasi dan berbagi pengalaman dapat kita peroleh.
e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu)
Para pakar psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau sumber stress adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu dan pekerjaan. Ketidakmampuan mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi menumpuk atau tak kunjung selesai sehingga membuat jiwanya gundah dan tidak tenang. Seorang wirausaha harus terus belajar mengelola waktu. Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah digariskan.

Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam
berkreasi dan berinovasi, ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda.
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut tercermin dalam:
 Kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start-up)
 Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative)
 Kemampuan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity)
 Kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (risk bearing)
 Kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya
 Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
 Menghasilkan produk atau jasa baru
 Menghasilkan nilai tambah baru
 Merintis usaha baru
 Melakukan proses/teknik baru
 Mengembangkan organisasi baru

Selasa, 14 Juni 2011

Tugas Midle Test ISBD
Nama : Heriadi Al Hifni Mata kuliah : ISBD
NIM : A1C110044 Dosen : Dr. Zulkifli M.
Prodi : Pendidikan Matematika Kode : AMBB 114

Kebudayaan adalah ciptaan manusia. Ciptaan berarti hasil olah pikir, teratur, serta bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, milik berssama/milik masyarakat. Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya.
Beberapa unsur kebudayaan yaitu:
- Alat perlengkapan hidup manusia
- Sistem mata pencaharian
- Sistem kekerabatan
- Sistem ilmu pengetahuan
- Sistem kesenian
- Sistem rezeki/kepercayaan
- Sistem bahasa
Macam-macam problema/masalah sosial:
- Kemiskinan
- Kejahatan
- Disorganisasi keluarga/keretakan keluarga
- Kenakalan generasi muda
- Pelanggaran norma
- Peperangan
- Kependudukan lingkungan hidup
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.

Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993). Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah kebudayaan merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dan cipta manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia. Tak ada mahluk lain yang memiliki anugerah itu sehingga ia merupakan sesuatu yang agung dan mahal.
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
ikhlas berasal dari Bahasa Arab (Akhlasho- Yukhlishu-Ikhlasan) yang artinya memurnikan. Sedangkan menurut istilah ikhlas berarti tidak mengharapkan suatu imbalan/tanpa pamrih terhadap apapun yang terjadi dan rela atas apapun yang telah Allah karuniakan.
Teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. Teknologi telah ada sejak dahulu kala, teknologi diciptakan manusia untuk menyelesaikan masalah yang mereka miliki dan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan manusia beragam-ragam, jika kebutuhan tersebut sebagian besar terpenuhi, maka manusia bisa dikatakan makmur dan sejahtera. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia menciptakan teknologi.
Keindahan merupakan sebuah rasa yang bisa membuat seseorang senang, tenang, nyaman dan puas. Orang-orang memiliki berbagai cara untuk menciptakan keindahan. Diantaranya dengan menghias, membuat berbeda dari yang lainnya. Keindahan bisa dicapai dengan pengaturan proporsi , kesatuan, irama, cahaya dan cara site view.

Tugas Middle Test
Nama : Arief Angky Suseno
Dosen : Dr. Zulkifli M.
NIM : A1C110043
Mata Kuliah : ISBD
Program Studi : Pendidikan Matematika
Sandi MK : AMBB 114
I. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan ciptaan manusia. Ciptaan berarti hasil olah pikir, teratur, serta bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, milik berssama/milik masyarakat. Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya.
7 unsur kebudayaan, yaitu:
1. Alat perlengkapan hidup manusia, misalnya makanan, pakaian, dan sebagainya.
2. Sistem mata pencaharian, seperti pedagang, petani.
3. Sistem kekerabatan/sistem sosial, pada masyarakat tertentu biasanya terdapat marga.
4. Sistem ilmu pengetahuan, penggunaan IPTEK pada masyarakat tertentu menunjukkan kemajuan masyarakat tersebut.
5. Kesenian.
6. Religi/kepercayaan.
7. Bahasa, misalnya masyarakat Jawa dan masyarakat memiliki bahasa daerah nya tersendiri.
II. Masalah Sosial Dan Ekonomi Dalam Kehidupan Keluarga Atau Masyarakat.
A. Problem / Masalah Sosial
1. Kemiskian, erat kaitannya dengan pengemisan.
2. Kejahatan.
3. Disorganisasi/keretakan keluarga,
4. Kenakalan generasi muda.
5. Pelanggaran norma.
6. Peperangan.
7. Kependudukan: peledakan jumlah penduduk.
8. Lingkungan hidup, dll.
B. Status Sosial dalam Ekonomi
1. Hight class (kelas tinggi)
2. Middle class (kelas menengah)
3. Low class (kelas bawah)
C. Kewibawaan
Golongan, status sosial, persamaan derajat. Erat kaitannya dengan: kekayaan, kedudukan/jabatan, kecantikan/ketampanan, kecerdasan, keulamaannya dan kepribadiannya.
D. Masalah kependudukan
Misalnya ledakan penduduk dapat mempengaruhi lapangan kerja, lingkungan(sampah, suara, air), meningkatkan angka kriminalaitas, rendahnya mutu/kualitas penduduk, menipisnya persediaan air bersih
E. Keluarga,
Dibentuk oleh dua orang laki-laki dan perempuan yang terikat oleh pernikahan.
III. Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota
Perbedaan antara masyarakat desa dan masyarakat kota :
1. Masyarakat Desa
Kehidupan Masyarakat Desa memiliki hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam antarwarganya. Biasanya mereka hidup berkelompok dan mayoritas bermata pencaharian petani.Sisi negatifnya masyarakat desa cenderung memiliki keterbelakangan dalam kemajuan teknologi.
2. Masyarakat Kota
Kehidupan masyarakat kota, cenderung mengarah individual dan kurang mengenal antara warga yang satu dengan lainnya meskipun tempat tinggalnya berdekatan. Rasa persatuan tolong menolong dan gotong royong mulai pudar dan kepedulian sosial cenderung berkurang.
IV. Iptek
Teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
A. Peran Iptek Untuk Meningkatkan Kesejahteraan.
1. Penyediaan Sandang
2. Penyediaan Papan
3. Peningkatan Kesehatan
4. Peningkatan pendidikan
B. Dampak Negatif Akibat Penyalahgunaan Iptek.
1. Berkembangnya persenjataan yang dapat membahayakan keselamatan umat.
2. Berkembangnya berbagai macam teknologi yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat,contohnya teknologi tenaga nuklir sebagai pembangkit listrik.
3. Mudahnya mengakses berbagai macam situs yang berbentuk porno.
4. Penebangan hutan secara besar-besaran yang dilakukan tanpa memperhitungkan akibatnya.
5. Tercemarnya lingkungan akibat industri yang berlebihan.

V. Kebudayaan Nasional Dan Daerah.
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.

A. Kebudayaan Daerah
Kebudayaan Daerah adalah kebudayaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut.
B. Kebudayaan Nasional
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:

“Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.”

VI. Keikhlasan
Secara bahasa, ikhlas berasal dari Bahasa Arab (Akhlasho- Yukhlishu-Ikhlasan) yang artinya memurnikan. Sedangkan menurut istilah ikhlas berarti tidak mengharapkan suatu imbalan/tanpa pamrih terhadap apapun yang terjadi dan rela atas apapun yang telah Allah karuniakan.

VII. Keindahan
Keindahan merupakan sebuah rasa yang bisa membuat seseorang senang, tenang, nyaman dan puas. Orang-orang memiliki berbagai cara untuk menciptakan keindahan. Diantaranya dengan menghias, membuat berbeda dari yang lainnya. Keindahan bisa dicapai dengan pengaturan proporsi , kesatuan, irama, cahaya dan cara.

VIII. Cinta Kasih
Cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan, belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggungjawab. Contohnya antara lain, antara orangtua dan anak, pria dan wanita, sesama manusia, manusia kepada Tuhan,dan antara manusia terhadap lingkungannya. Ungkapan cinta kasih diwujudkan dengan tingkah laku, seperti dengan kata-kata, tulisan, gerak atau media lainnya.

Makalah ISBD Matematika

Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa

A. Pendahuluan
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Melihat dari berbagai aspek kehidupan yang terjadi di masyarakat pada saat ini, masih terjadinya beberapa fenomena pergeseran nilai, norma serta adat istiadat kaitannya dengan pemahaman tentang masyarakat desa dan kota. Hal tersebut dapat ditinjau dari ilmu sosiologi, dimana yang menjadi obyek adalah masyarakat yang dilihat dari hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Bertolak pada core of the problem dan reasoning yang ada, maka perlu pemahaman yang jelas mengenai konsep masyarakat kota dan desa yang ditinjau dari segi ilmu sosiologi. Jadi diharapkan adanya pemahaman yang mendasar agar tidak terjadi suatu penyimpangan dalam nilai, norma dan adat istiadat yang ada dalam masyarakat kota maupun desa.
B. Pengertian Masyarakat
Masyarakat yaitu kelompok orang atau manusia yg telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup(atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen(saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu.
Perkataan society berasal dari bahasa Latin societas, "perhubungan baik dengan orang lain". Perkataan societas diambil dari socius yang bererti "teman", maka makna masyarakat itu adalah berkaitan erat dengan apa yang dikatakan sosial.
Walaupun setiap masyarakat itu berbeda, namun musnahnya suatu masyarakat adalah selalunya sama, karena: penipuan, pencurian, keganasan, peperangan dan juga kadangkala penghapusan etnik. Masyarakat yang baru akan muncul dari siapa saja yang masih bersama, ataupun dari siapa saja yang tinggal.
C. Masyarakat Kota
Kehidupan masyarakat kota, cenderung mengarah individual dan kurang mengenal antara warga yang satu dengan lainnya meskipun tempat tinggalnya berdekatan. Rasa persatuan tolong menolong dan gotong royong mulai pudar dan kepedulian sosial cenderung berkurang.
Kehidupan masyarakat kota mempunyai sisi positif dan negatif. Dari segi negatif, masyarakat kota cenderung bersifat individual & sangat jarang untuk saling mengenal antara warga yang satu dengan lainnya meskipun tempat tinggalnya berdekatan. Ini dikarenakan kehidupan mereka yang semakin moderen. Dapat kita lihat bahwa di kota kebanyakan rumah mereka dibatasi oleh pagar-pagar tembok yang begitu tinggi. Yang sekaligus membatasi berlangsungnya interaksi antar tetangga. Mereka seolah-olah hidup pada dunia mereka sendiri dan dengan cara mereka sendiri. Hal ini membuat rasa persatuan, tolong-menolong dan gotong-oyong mulai memudar begitupun dengan kepedulian sosial antara tiap warganya. Itu memicu terjadinya kesenjangan sosial di kalangan masyarakat kota. Kepadatan penduduk menjadi bagian dari kehidupan kota yang mana mereka bersifat heterogen (berasal dari berbagai ras, adat dan suku) yang hidup saling berjejalan dalam lingkungan yang agak kumuh, kotor dan tidak sehat dengan berbagai pencemaran yang identik dengan kehiduopan kota. Norma yang ada sudah tidak terlalu ketat, sehingga kehidupan keagamaannya juga semakin menipis. Walaupun ada yang melanggar, orang yang melihatnya menganggap hal itu adalah hal yang lumrah atau biasa sehingga tidak memperdulikan lagi. Selain itu ada stratifikasi sosial yang memicu diskriminasi di mana masyarakat seolah memiliki kasta atau tingkatan yang terbagi atas kalangan atas yang hanya mau bergaul dengan sesamanya, juga ada kalangan menengah dan kalangan bawah. Kebutuhan orang kalangan atas yang selalu didahulukan karena dilihat memiliki materi yang lebih.
Dari segi positif, orang kota dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota karena ketersediaan mata pencahariannya di segala bidang. Sehingga banyak dari warga desa yang pergi mengadu nasib di kota dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang banyak. Jalan pikiran yang mereka anut pada umumnya bersifat rasional. Selain itu kota dianggap mewakili suatu kedinamisan dan progresifitas(kemajuan). Masyarakat kota seolah selalu diburu oleh waktu dan situasi yang mendorong mereka untuk bekerja lebih giat dan lebih kreatif. Untuk sebisa mungkin mencukupi kebutuhannya. Di kota ada banyak hiburan yang tersedia. Ada juga ketersediaan alat-alat transportasi yang beraneka ragam. Toko-toko yang menjual berbagai macam kebutuhan yang dibutuhkan maupun yang diinginkan. Gedung-gedung pencakar langit juga pusat perbelanjaan yang modern dan mewah yang bisa jadi tempat sekedar mencuci mata sekalipun.
Ciri-ciri Masyarakat Kota
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
a. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
c. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
d. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
e. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
f. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
D. Masyarakat Desa
Kehidupan di desa juga memiliki sisi positif dan negatif. Dari sisi negatif, desa dianggap menyimbolkan kediaman dan keterbelakangan serta kemalasan. Kenapa? Karena di desa masih kurang fasilitas pendukung aktivitas masyarakatnya. Kebanyakan lahan pekerjaan yang tersedia dari segi pertanian yang hasilnya juga tak seberapa. Dari sisi positif, masyarakat desa memiliki hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam antarwarganya. Biasanya mereka hidup berkelompok dan mayoritas bermata pencaharian petani. Pekerjaan di luar pertanian hanya sekedar sampingan, meskipun ada pula yang berstatus PNS, TNI, POLRI, maupun karyawan swasta, namun persentasenya relatif kecil.
Kepala desa, tokoh masyarakat dan golongan kaum tua berpengaruh dominan dan memegang peranan penting selain juga menjadi tokoh panutan bagi warga setempat yang tiap-tiap keputusannya sangat mengikat bahkan telah dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari–hari dan menjadi adat setempat, bisa dikatakan normanya masih terjaga dengan baik. Sehingga pelanggaran dianggap tabu dan sebagai konsekuensinya bisa dikkucilkan dari warga yang lainnya. Rasa persatuan yang sangat kuat dan rasa tolong-menolong atau gotong-royong dalam segala hal masih terjaga dengan baik pula. Alat komunikasi moderen yang sangat kurang membuat komunikasi yang berkembang cenderung sangat sederhana, masih berupa desas-desus yang menjadi kebiasaan dan sangat cepat diterima oleh masyarakat, meskipun hal itu terkadang pula dilakukan pada hal-hal yang mengarah negatif. Dilihat dari jumlah penduduknya, di desa tidak terlalu padat dan bersifat homogen. Kontrol sosial masih tinggi, juga sifat kekeluargaannya masih ada.
Ciri-ciri Masyarakat Desa
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga, seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut:
a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja. (lawannya Universalisme).
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
E. Perbedaan Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
1. Dari segi agama
Secara agama, yaitu terletak pada akhlaknya, biasanya masyarakat desa mayoritas tidak mengetahui permasalahan atau perkembangan zaman, kesederhanaan yang selalu nampak pada keseharian masyarakat desa sehingga aktivitas yang biasa mereka lakukan yaitu beribadah bersama. Berbeda dengan masyarakat kota yang memiliki banyak kesibukan dan keinginan ini disebabkan karena ilmu pengetahuan mereka, pola pikir yang berbeda dengan masyarakat desa sehingga menyebabkan kesibukan yang tiada henti. Ada sebagian dari masyarakat kota sering meninggalkan ibadah demi keinginan mereka.
2. Dari segi sosial
Secara sosial, yaitu terletak pada perilaku individu masing-masing. Masyarakat kota biasanya mementingkan kepentingan sendiri dibandingkan orang lain karena masyarakat kota memiliki kepentingan-kepentingan yang bersifat mementingkan dirinya sendiri sehinnga lupa akan kehidupan bersosialisasi dan memilih hidup rukun tetangga, dalam arti masyarakat desa lebih mengutamakan kebersamaan.
3. Dari segi hukum
Secara hukum, yaitu masyarakat kota biasanya menggunakan uang untuk melindungi dirinya terhadap hukum-hukum yang berlaku, sehingga masyarakat kota sering kali mengabaikan betapa pentingnya hukum yang berlaku. Berbeda dengan masyarakat desa, mereka biasanya taat terhadap hukum yang berlaku, bukan berarti mereka tidak mempunyai uang namun mereka sadar akan hukum yang berlaku.
4. Dari segi budaya
Secara budaya, yaitu masyarakat kota biasanya lebih mementingkan kebudayaan modern atau perkembangan zaman yang identik dengan budaya luar. Kebudayaan dari luar yang secara bebas tanpa aturan diterima dengan tangan terbuka. Mayarakat desa memiliki kebudayaan yang sangat kuat dari nenek moyang mereka dan dijaga juga diwariskan secara turun temurun. Masyarakat desa sulit menerima budaya asing sehingga budaya mereka tetap terjaga.
Selain perbedaan di atas, kita juga dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan "berlawanan" pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan Masyarakat Kota
Perilaku homogen.
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan.
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status.
Isolasi sosial, sehingga statstik.
Kesatuan dan keutuhan kultural
Banyak ritual dan nila-nilai sakral

Kolektivisme Perilaku heterogen..
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan..
Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi.
Mobilitas sosial, sehingga dinamik.
Kebauran dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan nila-nilai sekular
Individualisme
F. Hubungan Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur, daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
1. Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam;
2. Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;
3. Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi;
4. Ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota.
Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah:
Urbanisasi Dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan masyarakat desa dan kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni urbanisasi, yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota, atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (Soekanto,1969:123 ).
Sebab-sebab Urbanisasi
1. Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors).
a. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian.
b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
2. Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap di kota (pull factors).

a. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa di kota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan.
b. Di kota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak di kota dan lebih mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969: 124-125 ).
G. Penutup
1. Kesimpulan
Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak dapat hidup hanya dengan mengandalkan dirinya sendiri, karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial.
Kehidupan masyarakat kota dan desa berbeda. Intelektual dan ilmu pengetahuan yang berbeda antara masyarakat kota dan desa sehinnga kehidupan sosial, agama, budaya, dan hukum terlihat jelas perbedaannya.
2. Saran
Kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan di desa maupun di perkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan Pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan sosial, yang kaya makin kaya dan yang miskin tambah melarat, mutu pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali membunuh saudaranya(dekadensi moral ) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena kehidupan tersebut di atas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.
Sehubungan dengan itu, barangkali kita berprasangka atau mengira fenomena-fenomena yang terjadi diatas hanya terjadi dikota saja, ternyata problem yang tidak jauh beda ada didesa, yang kita sangka adalah tempat yang aman, tenang dan berakhlak (manusiawi), ternyata telah tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat desa yang berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa pengaruh urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung tertinggal.
Pembangunan wilayah perkotaan seharusnya berbanding lurus dengan pengembangan wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan kota. Masalah yang terjadi di kota tidak terlepas karena adanya problem masalah yang terjadi di desa, kurangnya sumber daya manusia yang produktif akibat urbanisasi menjadi masalah yang pokok untuk diselesaikan dan paradigma yang sempit bahwa dengan mengadu nasib dikota maka kehidupan menjadi bahagia dan sejahtera menjadi masalah serius. Problem itu tidak akan menjadi masalah serius apabila pemerintah lebih fokus terhadap perkembangan dan pembangunan desa tertinggal dengan membuka lapangan pekerjaan dipedesaan sekaligus mengalirnya investasi dari kota dan juga menerapkan desentralisasi otonomi daerah yang memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah untuk mengembangkan potensinya menjadi lebih baik, sehingga kota dan desa saling mendukung dalam segala aspek kehidupan.

A. DEFINISI IPTEK DAN PERKEMBANGANNYA
Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi, mengolah dan memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia. Sains dan tekhnologi dapat berkembang melalui kreativitas penemuan (discovery), penciptaan (invention), melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan nyata IPTEK bagi manusia sangat tergantung dari nilai, moral, norma dan hukum yang mendasarinya. IPTEK tanpa nilai sangat berbahaya dan manusia tanpa IPTEK mencermikan keterbelakangan.
Sains dan Teknologi adalah institusi manusiawi. Artinya Sains dan Teknologi adalah karya yang dilahirkan manusia. Maka tanpa adanya manusia kedua karya tersebut juga tidak akan ada. Namun ada beda fundamental antara kedua institusi tersebut. Perbedaannya terletak pada sumbernya. Sains sebagai “body of knowledge” yang kita ketahui saat ini adalah hasil abstraksi manusia dari sumber alami melalui berbagai fenomena yang diamatinya. Berbeda dari sains, teknologi sepenuhnya bersumber pada manusia itu sendiri. Teknologi diciptakan manusia sebagai instrumen dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Teknologi merupakan suatu fenomena sosial. Oleh karena itu tanpa manusia, tanpa masyarakat, teknologi pun tiada.
Sains itu sendiri secara umum didefinisikan sebagai pengetahuan (knowledge) yang didapatkan dengan cara sistematis tentang struktur dan perilaku dari segala fenomena yang ada di jagad raya dan isinya, baik fenomena alam maupun sosial. Sementara itu, teknologi merupakan aplikasi dari sains sebagai respons atas tuntutan manusia akan kehidupan yang lebih baik.
Teknik secara umum diartikan sebagai alat perlengkapan dan metode membuat sesuatu. Teknologi adalah suatu cara untuk teknik memproduksi atau memproses membuat sesuatu yang lebih mengembangkan ketrampilan manusia.
Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK dalam rangka untuk mengolah SDA yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.Dimana dalam pengembangan IPTEK harus didasarkan terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab,agar semua masyarakat mengecam IPTEK secara merata.
Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi,namun pelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata. Masih banyak masyarakat kurang mampu yang putus harapannya untuk mendapatkan pengetahuan dan teknologi tersebut.Hal itu dikarenakan tingginya biaya pendidikan yang harus mereka tanggung.Maka dari itu,pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang ada.

B. DAMPAK PERKEMBANGAN IPTEK TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Dalam abad XX, IPA telah berkembang pesat berkat pemakaian alat-alat yang makin sempurna, sehingga mendapat sebutan IPA modern. Kemajuan IPA mendorong majunya teknologi yang makin dapat memakmurkan kehidupan manusia, karena tujuan teknologi memang diadakan untuk kebutuhan manusia. Namun, di samping tujuan dapat tercapai, terjadi pula dampak sampingan (side-effect) yang dapat mengganggu. Untuk itu diupayakan peningkatan kegunaan teknologi dan memperkecil dampaknya. Bila hal tersebut tercapai, maka kegiatan mempergunakan teknologi memperoleh nilai ekonomis yang berarti.
Pengetahuan teknologi (technological knowledge) merupakan pengetahuan mengenai proses-proses fisik yang secara operasional terwujud dalam teknologi. Sehingga kemampuan berteknologi (tecnological capability) merupakan usaha untuk menggunakan tenaga teknologi secara efektif yang dapat dicapai melalui upaya teknologis (tecnological effort) . Tujuan positifnya bagi manusia yang akan dicapai, sementara dampak sampingan yang negatif perlu diperkecil.
Kehidupan sosial dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Kebutuhan manusia akan pangan sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi pertanian, sedangkan kebutuhan komunikasi dipengaruhi oleh teknologinya, seperti media cetak, media elektronik yang selain untuk berkomunikasi, juga dapat memperluas wawasannya. Masyarakat memang banyak yang mengeluh dampak negatif dari teknologi, tetapi kegiatannya terus dilakukan karena tetap masih lebih banyak untung daripada ruginya.
C. PERAN IPTEK UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
Sebagai contoh Peran IPTEK untuk meningkatkan kesejahteraan adalah sebagai berikut :
1. Penyediaan pangan
Perkembangan IPTEK dalam bidang pangan dimungkinkan karena adanya pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang pertanian terutama dalam peningkatan produktivitas melalui penerapan varitas unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pola tanaman dan pengairan. Namun di sisi lain perkembangan tersebut berdampak fatal, misalkan saja penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama ternyata dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia.
2. Penyediaan Sandang
Pada awalnya bahan sandang dihasilkan dari serat alam seperti kapas, sutra, woll dan lain-lain Perkembangan teknologi matrial polimer menghasilkan berbagai serat sintetis sebagai bahan sandang seperti rayon, polyester, nilon, dakron, tetoron dan sebagainya Kulit sintetik juga dapat dibuat dari polimer termoplastik sebagai bahan sepatu, tas dan lain-lain Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti penggunaan zat azo dan sebagainya.
3. Penyediaan Papan
Teknologi papan bersangkut paut dengan penyediaan lahan dan bidang perencanaan seperti city planning, kota satelit, kawasan pemukiman dan sebagainya yang berkaitan dengan perkembangan penduduk Awalnya bahan pokok untuk papan adalah kayu selanjutnya dikembangkan teknologi matrial untuk mengatasi kekurangan kayu
Untuk mengatasi kekurangan akan lahan dikembangkan teknologi gedung bertingkat, pembentukan pulau-pulau baru, bahkan tidak menutup kemungkinan pemukiman ruang angkasa.
4. Peningkatan Kesehatan
a. Perkembangan Ilmu Kedokteran seperti : ilmu bedah dan lain-lain.
b. Penemuan alat-alat kedokteran seperti : stetoskup, USG, dan lain-lain.
c. Penemuan obat-obatan seperti anti biotik, vaksin dan lain-lain.
d. Penemuan radio aktif untuk mendeteksi penyakit secara tepat seperti tumor dan lain-lain.
e. Penelitian tentang kuman-kuman penyakit dan lain-lain.
5. Peningkatan pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satusatunya sumber ilmu pengetahuan.
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
c. Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lainlain. Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Dll
D. DAMPAK NEGATIF ATAS PENYALAHGUNAAN IPTEK
Dari kenyataan yang ada, kecuali dampak positif, kemajuan sains dan teknologi juga memberikan dampak negative bagi hidup manusia. Di sini disebutkan beberapa dampak negatif yang telah muncul antara lain dalam bidang (1) informatika, (2) persenjataan, (3) biologi, (4) lingkungan hidup, dan (5) medis.
1. Informatika.Kemajuan teknologi komputer dan informasi, faktanya juga membuat dunia kejahatan makin canggih. Praktek-praktek pencurian melalui jaringan computer dan internet, seperti pembobolan bank, penipuan transaksi dagang via internet, bahkan pembocoran rahasia sebuah institusi atau negara, juga makin sering terjadi. Dan yang terburuk, terbukanya keran informasi akibat majunya teknologi komputer dan informasi ini, membuat mereka yang tak siap menjadi bingung menyikapinya.
2. Persenjataan. Persenjataan yang canggih juga memiliki dampak negatif. Akibat yang ditimbulkan senjata modern dan canggih, bisa lebih menimbulakn kerusakan dan kerugian yang lebih besar atau korban yang jauh lebih banyak jumlahnya ketimbang senjata konvensional, juga karena dengan itu korban yang dibunuh dapat lebih banyak daripada perang tradisional. Senjata modern dan canggih juga bisa membuat beberapa negara merasa sangat kuat dan ingin menguasai atau memaksakan kehendak pada negara lain. Senjata modern dengan efek penghancur yang dahsyat, seperti senjata dengan uranium dan nuklir, bisa memicu persaingan dan pada tingkat tertentu juga bisa menyulut pecahnya perang.
3. Biologi. Teknologi rekayasa di bidang biologi juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan teknologi ini, kalangan ahli biologi kini mampu mengembangkan apa yang disebut sebagai cloning yang bisa diterapkan pada tumbuhan, hewan, dan sangat mungkin juga pada manusia.
4. Industri dan Lingkungan hidup. Dari banyak pengalaman, penebangan hutan secara besar-besaran yang dilakukan tanpa memperhitungkan akibatnya, menyebabkan terjadinya penggundulan hutan yang juga mendorong makin meningkatnya suhu udara di muka bumi ini. Pembangunan reactor nuklir di tempat yang tidak tepat dan tidak secara teliti direncanakan telah ikut merusak lingkungan dan mengancam kelangsungan hidup banyak orang. Dari sini tampak bahwa perkembangan teknologi di bidang industri pun perlu memperhatikan pengaturan terhadap lingkungan hidup manusia.
5. Medis. Kemajuan teknologi kedokteran sangat pesat, banyak peralatan medis yang mutakhir ditemukan. Kecuali dampak yang positif, sudah tampak bahwa peralatan yang modern itu juga membawa dampak negatif. Beberapa rumah sakit yang mempunyai peralatan itu, sering secara mudah menganjurkan pasien, termasuk yang secara ekonomi tak mampu, untuk menjalani diagnosa dengan alat itu meski sebenarnya tidak perlu. Akibatnya mereka harus membayar mahal. Bahkan ada beberapa dokter “memaksakan” tindakan operasi dengan menggunakan peralatan yang canggih, hanya demi mengembalikan investasi pembelian peralatan tersebut. Jadi tindakan yang dilakukan terhadap pasien, tidak lagi didasarkan pada pertimbangan untuk membantu pasien, tapi justru pada alatnya.

Dari beberapa contoh di atas menjadi jelas bahwa kecuali dampak positif dari kemajuan sains dan teknologi, juga terdapat banyak dampak negatifnya. Maka kiranya diperlukan suatu aturan main, suatu pembatasan, suatu arah bagi perkembangan teknologi, terutama dalam penggunaan hasil teknologi.

KEBUDAYAAN NASIONAL & DAERAH

A. Pengertian Kebudayaan
Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993). Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah kebudayaan merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dan cipta manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia. Tak ada mahluk lain yang memiliki anugerah itu sehingga ia merupakan sesuatu yang agung dan mahal.
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.

B. Kebudayaan Daerah
Kebudayaan Daerah adalah kebudayaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk-penduduk yang lain. Budaya daerah mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu. Hal itu dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan masing-masing masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu sama lain.
Dari pola kegiatan ekonomi kebudayaan daerah dikelompokan beberapa macam yaitu :
 Kebudayaan Pemburu dan Peramu
Kelompok kebudayaan pemburu dan peramu ini pada masa sekarang hampir tidak ada. Kelompok ini sekarang tinggal di daerah-daerah terpencil saja.

 Kebudayaan Peternak
Kelompok kebudayaan peternak/kebudayaan berpindah-pindah banyak dijumpai di daerah padang rumput.

 Kebudayaan Peladang
Kelompok kebudayaan peladang ini hidup di daerah hutan rimba. Mereka menebang pohon-pohon, membakar ranting, daun-daun dan dahan yang ditebang. Setelah bersih lalu ditanami berbagai macam tanaman pangan. Setelah dua atua tiga kali ditanami, kemudian ditinggalkan untuk membuka ladang baru di daerah lain.

 Kebudayaan Nelayan
Kelompok kebudayaan nelayan ini hidup di sepanjang pantai. Desa-desa nelayan umumnya terdapat di daerah muara sungai atau teluk. Kebudayaan nelayan ditandai kemampuan teknologi pembuatan kapal, pengetahuan cara-cara berlayar di laut, pembagian kerja nelayan laut.



 Kebudayaan Petani Pedesaan
Kelompok kebudayaan petani pedesaan ini menduduki bagian terbesar di dunia. Masyarakat petani ini merupakan kesatuan ekonomi, sosial budaya dan administratif yang besar. Sikap hidup gotong royong mewarnai kebudayaan petani pedesaan.

C. Kebudayaan Nasional
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
“Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.”
Bila dicermati pandangan masyarakat Indonesia tentang kebudayaan Indonesia, ada dua kelompok pandangan.
1. Kelompok pertama yang mengatakan kebudayaan Nasional Indonesia belum jelas, yang ada baru unsur pendukungnya yaitu kebudayaan etnik dan kebudayaan asing. Kebudayaan Indonesia itu sendiri sedang dalam proses pencarian.
2. Kelompok kedua yang mengatakan mengatakan Kebudayaan Nasional Indonesia sudah ada. pendukung kelompok ketiga ini antara lain adalah Sastrosupono. Sastrosupono. Sastrosupono. Sastrosupono mencontohkan, Pancasila, bahasa Indonesia, undang-undang dasar 1945, moderenisasi dan pembangunan (1982:68-72).
Adanya pandangan yang mengatakan Kebudayaan Nasional Indonesia belum ada atau sedang dalam proses mencari, boleh jadi akibat (1) tidak jelasnya konsep kebudayaan yang dianut dan pahami, (2) akibat pemahaman mereka tentang kebudayaan hanya misalnya sebatas seni, apakah itu seni sastra, tari, drama, musik, patung, lukis dan sebagainya. Mereka tidak memahami bahwa iptek, juga adalah produk manusia, dan ini termasuk ke dalam kebudayaan.
Makalah ini berpendapat, seperti pendapat kedua bahwa Kebudayaan Nasional Indonesia itu sudah ada dan memisahkannya dari kebudayaan yang ada di Indonesia. Alat pengindentifikasiannya adalah wujud ide dan wujud material.

1. Wujud Ide (Cita-Cita)
Wujud ide ini dipelopori oleh Gerzt. Gerzt melihat kebudayaan sebagai keseluruhan pengetahuan yang dimiliki manusia untuk mengintepretasi dan mewujudkan tindakan-tindakan dalam rangka menghadapi lingkungan alam dan sosialnya. Gerzt hanya membatasi pengertian kebudayaan kepada keseluruhan pengetahuan yang dimiliki manusia, perilaku dan benda-benda tidak lagi dianggap sebagai kebudayaan, melainkan sebagai hal-hal yang diatur atau ditata oleh kebudayaan.
Berdasarkan definisi di atas, definisi Kebudayaan Nasional Indonesia berdasarkan sisi ide dapat dijelaskan semua pola atau cara berfikir/merasa bangsa Indonesia dalam suatu ruangan dan waktu. Pola atau cara berfikir/merasa ini dapat dimulai sesudah adanya Sumpah Pemuda (1928) atau sesudah Indonesia Merdeka (1945) hingga saat ini. Pilihan angka tahun ini (1928) karena, pada masa ini sudah tumbuh keinginan untuk bersatu (cara berfikir/merasa yang seragam untuk mencapai cita-cita atau tujuan bersama) ke dalam sebuah negara. Keinginan ini kemudian wujudkan pada tahun 1945 (kemerdekaan Indonesia).
Perkembangan lebih lanjut dari buah kemerdekaan ini dapat dilihat pada gagasan misalnya gagasan pendidikan nasional, gagasan ekonomi nasional, politik nasional, kesenian nasional, filsafat nasional dan lainnya.

2. Wujud Materil
Definisi Kebudayaan Nasional Indonesia berdasarkan sisi ini adalah produk dari suatu bangsa dalam suatu ruangan dan waktu. Penjabaran hal ini dapat dilihat pada produk suatu bangsa tersebut misalnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), lembaga MPR (MajelisPermusyawaratan Rakyat), lembaga kepresidenan, DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), Dewan Perwakilan Daerah, sistem pendidikan nasional, sistem politik nasional, sistem hukum nasional, bangunan arsitektur, produk kesenian, teknologi, bahasa Indonesia, bendera nasional, lagu kebangsaan, lambang negara garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika dan lainnya. Maka definisi Kebudayaan Nasional Indonesia berdasarkan sisi material adalah semua produk yang dihasilkan bangsa Indonesia baik yang dikembangkan di luar Indonesia, maupun yang dikembangkan di Indonesia, yang tumbuh dan berkembang sejak Indonesia merdeka (1945) atau sesudah Sumpah Pemuda (1928) hingga saat ini, apakah itu diserap dari kebudayaan etnik maupun kebudayaan asing, baik melalui proses difusi maupun akulturasi yang disepakati menjadi bagian dari milik nasional di dalam negara kesatuan RI.


KEIKHLASAN
A. PENGERTIAN/MAKNA KEIKHLASAN
Secara bahasa, ikhlas berasal dari Bahasa Arab (Akhlasho- Yukhlishu-Ikhlasan) yang artinya memurnikan. Sedangkan menurut istilah ikhlas berarti tidak mengharapkan suatu imbalan/tanpa pamrih terhadap apapun yang terjadi dan rela atas apapun yang telah Allah karuniakan. Ikhlas juga diartikan sebagai menujukan/meniatkan suatu amal perbuatan karena Allah SWT. Pembahasan tentang ikhlas ini dijelaskan dalam Al-Hadits yang diriwayatkan Bukhari Muslim sebagai berikut.

َنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]

Arti Hadits
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya.

Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .
B. KEUTAMAAN KEIKHLASAN
Perbuatan yang diterima oleh Allah mempunyai dua rukun yaitu:
 Ikhlas atau niat yang betul.
 Cara-cara beramal yang sesuai dengan sunnah atau syara’.


85. Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. dan Itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya).

125. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.

146. Kecuali orang-orang yang Taubat dan mengadakan perbaikan[369] dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka Karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلىَ اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلىَ صُوَرِكُمْ وَ لٰكِنْ يَنْظُرُ اِلىَ قُلُوْبِكُمْ. مسلم

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu”. [HR. Muslim]

Adapun keutamaan yang lainnya adalah sebagai berikut
1. Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)
2. Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak memandang postur tubuhmu dan tidak pula pada kedudukan maupun harta kekayaanmu, tetapi Allah memandang pada hatimu. Barangsiapa memiliki hati yang shaleh maka Allah menyukainya. Bani Adam yang paling dicintai Allah ialah yang paling bertakwa. (HR. Ath-Thabrani dan Muslim)
3. Barangsiapa memurkakan (membuat marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka kepadanya. Namun barangsiapa meridhokan Allah (meskipun) dalam kemurkaan manusia maka Allah akan meridhoinya dan meridhokan kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandanganNya. (HR. Ath-Thabrani)
4. Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan menyempurnakan hubungannya dengan manusia. Barangsiapa memperbaiki apa yang dirahasiakannya maka Allah akan memperbaiki apa yang dilahirkannya (terang-terangan). (HR. Al Hakim)


5. Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, seseorang melakukan amal (kebaikan) dengan dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya (merasa senang)." Rasulullah Saw berkata, "Baginya dua pahala yaitu pahala dirahasiakannya dan pahala terang-terangan." (HR. Tirmidzi)
6. Agama ialah keikhlasan (kesetiaan atau loyalitas). Kami lalu bertanya, "Loyalitas kepada siapa, ya Rasulullah?" Rasulullah Saw menjawab, "Kepada Allah, kepada kitabNya (Al Qur'an), kepada rasulNya, kepada penguasa muslimin dan kepada rakyat awam." (HR. Muslim)

C. MANFAAT KEIKHLASAN
1. Mempererat tali persaudaraan hidup antar sesama manusia
2. Mendapat pahala dari Allah SWT berupa kebahagiaan akhirat di syurga kelak
3. Semakin tumbuhnya rasa saling menyayangi antar sesama umat manusia
4. Mendapatkan ketentraman jiwa dan ketenangan batin.
5. Beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat.



D. CIRI-CIRI ORANG YANG IKHLAS
1. Istiqamah dalam beribadah, baik ketika mendapat pujian ataupun ketika mendapat celaan atas perbuatannya tersebut.
2. Membenci atau menghindari diri dari popularitas. Karena amalnya semata-mata hanya karena ingin mendapatkan keridhaan Allah SWT.
3. Menyembunyikan amalan, dalam arti tidak menyengaja suatu amalan agar dilihat orang lain.
4. Su’udzon terhadap diri sendiri, hingga tidak membanggakan amal pribadi.





E. KIAT- KIAT MENANAMKAM KEIKHLASAN
1. Menghadirkan sikap yang bahwa Allah senantiasa mengetahui segala gerak-gerik kita.
2. Menyadari bahwa lambat launpun manusia akan mengetahui apa yang terdapat dibalik amalan-amalan baik yang dilakukannya, baik di dunia apalagi di akhirat kelak.
3. Menyadari dan meyakini bahwa dengan riya, seluruh amalannya akan tidak memiliki arti sama sekali.


F. MENJAGA AMALAN AGAR BERNILAI IKHLAS di MATA TUHAN
1. Banyak Berdoa
2. Menyembunyikan Amal Kebaikan
3. Memandang Rendah Amal Kebaikan
4. Takut Akan Tidak Diterimanya Amal
5. Menyadari Bahwa Manusia Bukanlah Pemilik Surga dan Neraka


MANUSIA DAN CINTA KASIH

A. Arti Cinta Kasih
Cinta, boleh jadi merupakan suatu istilah yang sulit untuk dibatasi secara jelas. Kendatipun demikian, sulit juga untuk diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental. Begitu fundamentalnya sampai-sampai membawa Victor Hago, seorang pujangga terkenal, kepada satu kesimpulan : bahwa mati tanpa cinta sama halnya dengan mati dengan penuh dosa.
Secara sederhana cinta bisa dikatakan sebagai panduan rasa simpati antara dua makhluk. Rasa simpati ini tidak hanya berkembang antara pria dan wanita, akan tetapi bisa juga di antara pria dengan pria dan wanita dengan wanita. Contoh yang mudah dimengerti untuk ini dapat kita lihat pada hubungan cinta kasih cinta kasih antara seorang ayah dengan anak laki-lakinya, atau antara seorang ibu dengan anak gadisnya.
Cinta kasih bersumber pada ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur karsa, yang dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan. cinta ini tidak hanya dengan akal yang menimbulkan tanggung jawab. Dalam cinta kasih tersimpul pula rasa kasih sayang dan kemesraan. Belas kasihan dan pengabdian. Cinta kasih yang disertai dengan tanggung jawab menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhan.
Apabila dirumuskan secara sederhana, cinta kasih adalah perasaan kasih sayang , kemesraan, belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab artinya akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kebahagiaan.
Cinta adalah suatu kegiatan, dan bukan merupakan pengaruh yang pasif. Secara demikian bisa pula dikatakan bahwa salah satu esensi dari cinta adalah adanya kreatifitas dalam diri seseorang. Atau lebih tegas lagi dikatakan, bahwa cinta itu terutama terletak pada aspek memberi dan bukan menerima.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu.




Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
1. Cinta bersifat manusiawi
2. Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
3. Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Cinta juga selalu menyatakan unsur - unsur dasar tertentu yaitu:
1. Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
2. Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar bedasarkan atas suka rela.
3. Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya.
4. Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Menurut Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta , bukan cinta segitiga dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
• Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
• Keintiman, yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
• Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling mencium, merangkul dan sebagainya.
Dra. Kartini Kartono dalam bukunya Psikologi Abnormal & Pathologi Seks mengemukakan bahwa wanita dan pria dapat disebut normal dan dewasa bila mampu mengadakan relasi seksual dalam bentuk normal dan bertanggung jawab, hubungan seks yang normal mengandung pengertian bahwa hubungan tersebut tidak menimbulkan efek dan konflik psikis bagi kedua belah pihak serta tidak bersifat paksaan. Sedangkan untuk yang bertanggung jawab adalah bahwa kedua belah pihak menyadari konsekuensinya dan bertanggung jawab terhadapnya. Misalnya, mau menikah dan memelihara anak yang menjadi hasil relasi seksual yang dilakukan.

Abnormalitas menurut Dra. Kartini dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
1. Dorongan Seksual yang abnormal
o Pelacuran (prostitution) yang pada umumnya dilakukan wanita dalam melayani pria hidung belang karena dorongan ekonomi, kekecewaan dan seterusnya.
o Perzinahan (adultery) merupakan relasi seksual yang dilakukan oleh pria atau wanita yang tidak sah secara agama dan hukum.
o Perkosaan (rape) merupakan perbuatan cabul dengan cara kekerasaan atau paksaan.
o Bujukan (seduction) merupakan bujukab atau rayuan untuk mengajak bersetubuh.
2. Partner Seks yang abnormal
o Homoseksualitas, terhadap sesama jenis.
o zoofilia, terhadap hewan.
o Pedofilia, Terhada anak di bawah umur.
o Geronto-seksualitas, Pria terhadap wanita tua.
3. Dalam pemuasan dorongan seksual
o Voyeurism atau Peeping Tom, dilakukan seseorang yang mendapat kepuasan seks dengan melihat orang lain telanjang.
o Transvestutisme, merupakan gejala pathologis yang memekai pakaian lawan jenis.
o Transseksualisme, terjadi pada sesorang yang merasa dirinya memiliki seksualitas yang berlawanan dengan kenyataan.
B. Cinta Kasih dalam Berbagai Dimensi
Dari pembahasan di atas dapat kita tarik suatu pengertian bahwa cinta boleh dibilang telah merupakan bagian hidup manusia. Pengakuan akan hal ini tidak saja diberikan oleh anggota-anggota suatu komunitas tertentu, akan tetapi kebenaran telah diakui secara universal, dalam arti telah merupakan pengertian yang sangat umum.
Lewat pembahasan itu pula barng kali kita juga sempat menangkap wawasan yang lebih luas dari hubungan cinta kasih antar insan. Tegasnya, yang namanya cinta tidak sekedar pertautan antar unsur-unsur yang telah disebutkan, tetapi lebih dari itu iya mempunyai hubungan pengertian dan konstruk lain, seperti misalnya kasih sayang, kemesraan, belas kasihan, ataupun dengan aktivitas pemujaan.
Secara longgar, kasih sayang bisa diartikan sebagai perasaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka kepada seseorang. Dari pengertian yang sangat sederhana tersebut, tampak bahwa kasih sayang paling tidak menuntut adanya dua pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu seseorang yang mencurahkan perasaan sayang, cinta atau suka, dan seseorang yang memperoleh curahan kasih sayang, cinta dan suka itu sendiri.
Pengalaman hidup sehari-hari memaksa kita untuk mengkui bahwa bagaimanapun hidup kita akan memperoleh arti apabila telah bisa kita peroleh perhatian dari orang lain. Sementara ini kita sudah mengetahui pula bahwa yang namanya perhatian itu pada dasarnya merupakan salah satu unsur dasar dari cinta kasih. Perhatian tersebut bisa saja datang dari orang tua, saudar, suami atau istri, kawan, atau kelompok orang yang lebih luas lagi. Pendek kata, sebagai manusia normal kita sangat membutuhkan kehadiran orang lain dalam hidup kita. Hidup kita akan terasa lebih indah, bahagia, dan mengesankan apabila kita telah mampu memahami berbagai perhatian orang lain.

C. Macam Cinta kasih
Ada beberapa macam cinta kasih, yaitu sebagai barikut.
1. Cinta kasih antara orang tua dan anak. Orang tua yang memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, berarti mempunyai rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu mengharapkan agar anaknya menjadi orang baikdan berguna dikemudian hari.
2. Cinta kasih antara pria dan wanita. Seseorang pria menaruh perhatian terhadap seorang gadis dengan perilaku baik, lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntai mawar merah, berarti ia menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.
3. Cinta kasih antara sesama manusia. Apabila seorang sahabat berkunjung ke rumah kawannya yang sedang sakit dan membawa obat kepadanya berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya yanga sakit itu.
4. Cinta kasih antara manusia dan tuhan. Apabila seorang taat beribadah, menurut perintah Tuhan, dan menjauhi larangan-Nya, orang itu mempunyai cinta kasih kepada tuhan penciptanya.
5. Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya. Apabila seseorang menciptakan taman yan indah, memelihara taman pekarangan, tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanam tanah gundul dengan teratur, tidak berburu hewan secara semena-mena atau dikatakan bahwa orang itu menaruh cinta kasih atau menyayangi lingkungan hidupnya.

Demikianlah, berbagai contoh perilaku manusia yang melukiskan cinta kasih sebagai kebutuhan kodrati manusia.

D. Ungkapan Cinta Kasih
Cinta kasih adalah ungkapan perasaan yang diwujudkan dengan tingkah laku, seperti dengan kata-kata, tulisan, gerak, atau media lainnya. Ungkapan dengan kata-kata atau pernyataan, misalnya ungkapan aku cinta padamu. Ungkapan dengan tulisan misalnya surat cinta, surat Ibu kepada putrinya. Ungkapan dengan gerak, misalnya salaman, pelukan, ciuman dan rangkulan. Ungkapan dengan media, misalnya setangkai bunga, benda suvenir dan benda kado. Ungkapan-ungkapan ini selain dalam bentuk nyata, juga dalam bentuk karya budaya, misalnya seni suara, seni sastra, seni drama, film, dan seni lukis.
Orang yang mempunyai perasaan cinta kasih, hidupnya penuh gairah, banyak inisiatif, dan penuh kreatif. Bagi seniman perilaku cinta kasih dituangkan dalam bentuk karya budaya sehingga dapat dinikmati pula oleh masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat memetik nilai-nilai kemanusiaan yang terungkap melalu karya budaya itu.

E. Kasih Sayang
Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam macam cinta, yaitu:
1. Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
2. Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
3. Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
4. Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri. Cinta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
5. Cinta Terhadap Allah
F. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
• Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
• Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
• Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
G. Pemujaan
Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.
Cara Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.